Selamat malem semuanya...Udah lama ga buat postingan lagi... Kali ini saya
ingin menjelaskan tentang Perbedaan Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0. Sebelum saya
menjelaskan Perbedaan Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0, saya akan menjelaskan apa
itu pemrograman berbasis web itu sendiri.
Perbedaan WEB 1.0,
WEB 2.0 dan WEB 3.0
Web
adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna
diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier
(URI). Secara umum, Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan
memiliki sifat yang sedikit interaktif.Secara garis besar, sifat Web 1.0 adalah
Read.
Lalu,
tak lama kemudian muncullah Web 2.0 yang merupakan revolusi bisnis di industri
komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, juga
merupakan suatu percobaan untuk memahami aturan untuk mencapai keberhasilan
platform baru.Sifat Web 2.0 adalah Read-Write. Era Web 2.0 tidak membutuhkan
orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium
untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi
terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu,
pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang
menghapuskan sifat-sifat individu.
Sedangkan
letak perbedaan Web 1.0 dan Web 2.0 yaitu :
- Perilaku pengguna Membaca
Menulis
- Pelaku utama Perusahaan
Pengguna/Komunitas
- Hubungan dengan server
Client-server Peer to peer
- Bahasa pemrograman penampil
konten HTML XML
- Pola hubungan penerbit-pengguna
Searah Dua arah/ Interaktif
- Pengelolaan konten
Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag
- Penayangan berbagai kanal
informasi Portal RSS/Sindikasi
- Hubungan antar pengakses Tidak
ada Berjejaring
- Sumber konten Penerbit/pemilik
situs Pengguna
Yang
menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web
1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut
dan melihat satu persatu konten di dalamnya.Sedangkan Web 2.0 memungkinkan
pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke
alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag
and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop.
Selanjutnya
adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada
yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa bedanya dengan Web 2.0 yang
sekarang sedang marak? Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah ada
yang mengembangkannya.Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah
intelektualitas buatan (Artificial Intelegence).Aplikasi – aplikasi online
dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan
adanya web service.
Di
web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan
dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan
kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah
seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah
mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi
di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS
dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat
seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju
dunia yang lebih maju.
Permasalahan
lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga
membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer
yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara
visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet
dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat
umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang
dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan
layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik napas penjang. Namun
karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya
waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya
komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah
nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas. Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai
dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google
Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya,
yaitu Li’L Online (LILO) Community.
Permasalahan
lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga
membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer
yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara
visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan
kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum.
Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang
dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan
layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik napas penjang. Namun
karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya
waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya
komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah
nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.
Web 1.0
Merupakan
teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet
karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya,
Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk
pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai
Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat
dikategorikan ke dalam jenis ini.
Web 2.0
Web
2.0 Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada
tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi
dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat
didefinisikan sebagai berikut: “Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri
komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan
merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai
keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah:
Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih
banyak lagi pengguna aplikasi tersebut” Berbagai layanan berbasis web seperti
jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan
teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.
Pada
umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki
fitur-fitur sebagai berikut:
- CSS (Cascading Style Sheets)
- Aplikasi Rich Internet atau berbasis
Ajax
- Markup XHTML
- Sindikasi dan agregasi data
menggunakan RSS/Atom
- URL yang valid
- Folksonomies
- Aplikasi wiki pada sebagian
atau seluruh Website
- XML Web-Service API
Web 3.0 / Semantic Web
Waaupun
masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap
berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi
untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile
sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand. Namun,
menurut John Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara
baru yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan
dari data online.
Berdasarkan
definisi yang dikemukakan tersebut, maka pada dasarnya Semantic Web memiliki
tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya
diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di
dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat
lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak
akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang
lebih mudah.
Pembuatan
Semantic Web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi
oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling penting dalam
membangun Semantic Web adalah XML, XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.
Mungkin
ini beberapa referensi ciri khas dari web 3.0
- Transformation dari tmp
penyimpanan yang bersifat terpisah pisah menjadi satu.
- Ubiquitous connectivity,
memungkinkan info diakses di berbagai media.
- Network computing,
software-as-a-service business models, Web services interoperability,
distributed computing, grid computing and
cloud computing;
- Open technologies, sebagian
besar semuanya berjalan dalam platform open source / free.
- Open identity, OpenID, seluruh
info adalah bebas dan sebebas – bebasnya.
- The intelligent web, Semantic
Web technologies such as RDF, OWL, SWRL, SPARQL, GRDDL, semantic
application platforms, and statement-
based datastores;
- Distributed databases, database
terdistribusi dalam WWD ( World Wide Database ).
- Intelligent applications.
Dari
seluruh sifat dan kriteria tersebut, yang bisa dijelaskan dan masih dapat
diperkirakan berhasil barulah semantic web.
Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_web